Kamis, 20 September 2018

Dominasi Permintaan Kantor Asia Tenggara Oleh Sektor Teknologi


gedung, perkantoran, gedung perkantoran, gedung kantor
Ilustrasi gedung perkantoran - pinterest/@tessakelley747

Bisnis online di Asia Tenggara nilainya mencapai lebih dari USD 200 miliar atau sekitar Rp 2.966 triliun di 2025.

Dari semua sektor, e-commerce dinilai sebagai sektor yang perkembangannya paling cepat. Disaat perusahaan internet baru mengembangkan usaha mereka dikawasan ini, perusahaan e-commerce sudah begitu cepat pertumbuhannya selama dua tahun terakhir.

Sektor e-commerce bahkan diproyeksikan dapat meningkat sebesar 30 persen dalam 5 sampai 10 tahun ke depan di tahun 2025. Nilainya akan mencapai USD 88 miliar atau sekitar Rp 1.305 triliun.

Pasar Coworking Space pun Meningkat


Kantor bersama atau yang lebih dikenal dengan coworking space kontribusinya banyak terhadap permintaan ruang kantor di Asia Tenggara.

Baca Juga : Ingin Sewa Kantor yang Murah? Coba di Coworking Space

Permintaan coworking space juga meningkat sebanyak 40 persen per tahun dalam 3 tahun terakhir. Kini coworking space mengambil sekitar 2 persen dari pasokan perkantoran di Asia Tenggara, jika dibandingkan pada tahun 2015 yang hanya menyedot pasokan ruang kantor sekitar 0,5 persen.

“Menurut kami dalam satu dekade mendatang, perusahaan e-commerce akan terus berkembang, bersama dengan coworking space,” ujar Regina Lim, Head of Capital Market Southeast Asia Research Jones Lang LaSalle (JLL), dalam keterangan tertulisnya kepada Kompas.com, Kamis (13/9/2018).

Lim pun menambahkan, ketika perusahaan e-commerce tumbuh pesat di kawasan Asia Tenggara, gim dan juga platform e-sport bisa menjadi penggerak berikutnya untuk bisnis sewa kantor di kawasan Asia Tenggara.

Menurut JLL, cepatnya peningkatan ini banyak terjadi terutama di Jakarta, Bangkok, Manila, dan Ho Chi Minh City.

Lim menegaskan, tren sosio ekonomi yang kuat telah mendorong pertumbuhan berkelanjutan dari perusahaan teknologi tersebut.

Mempertimbangkan Lokasi Kantor


Pemilihan kantor juga berkaitan dengan lokasinya. Kaitannya yakni, perusahaan teknologi di Jakarta, Singapura dan Manila lebih condong memiliki kantor di kawasan Central Business Disctrict (CBD).

Namun hal tersebut tidak berlaku di Ibukota Malaysia. Di Malaysia, permintaan kantor untuk perusahaan teknologi justru pindah ke kawasan pinggiran. Hal ini didorong dengan adanya pengenalan infrastruktur transportasi massal yang terintegrasi.

Sama halnya dengan di Bangkok - Thailand. Mayoritas perusahaan teknologi di kota ini lebih milih punya kantor di sepanjang jalur angkutan massal. Lokasinya berada di luar kawasan CBD.

Baca Juga : Website Untuk Mencari Sewa Kantor Di Jakarta Terlengkap

Secara regional, pemilihan lokasi kantor dipengaruhi akses terhadap orang-orang yang berkopenten, kebijakan pemerintah yang mendukung dan juga akses kepada para konsumen.

“Ini memberikan ekosistem inovatif yang kondusif untuk memiliki kolaborasi dan kewirausahaan,” ujar Lim. Di setiap kota, perusahaan-perusahaan teknologi tersebut menegaskan perlunya konektivitas transportasi.

Selain itu, perusahaan teknologi juga memerlukan bangunan terintegrasi yang menggabungkan aspek kehidupan, pekerjaan, dan bermain.(kompas.com)
Danis Lexaw Web Developer

Tidak ada komentar:

Posting Komentar