Jumat, 08 April 2016
Kantor Menggunakan Konsep Open Office
Kantor yang menggunakan konsep open office – Facebook tahun lalu telah membuka kantor pusat terbarunya, yakni Building 20. Kantor yang memiliki luas 4 hektare berada di Menlo Park, California ini digadang-gadang sebagai kantor yang mengusung konsep open office terbesar didunia saat ini.
Ruang kantor yang menggunakan konsep open office akhir-akhir ini memang sedang ngetren, karena dianggap sebagai cerminan tempat kerja masa depan yang mengutamakan keterbukaan, profesional, bersifat informal, dan tidak kaku. Walau begitu, tidak sedikit juga orang yang meragukan terhadap performa karyawan dengan kensep terbuka tersebut.
Sebetulnya kantor dengan tema atau konsep open office bukanlah suatu hal yang baru, hanya saja belum umum diaplikasikan dilingkungan kerja. Menurut Joshua Siregar, selaku Marketing Director yang juga menjabat sebagai trainer dari Dale Carnegie, bekerja di kantor yang menerapkan konsep open office pasti menimbulkan dinamika. Dibutuhkan sarana pendukung yang memadai dan juga kedewasaan dari masing-masing personal agar bekerja bisa lebih efisien dan menyenangkan.
Joshua menerangkan, salah satu ciri dari kantor open office adalah tatanan ruang kerja yang tidak menggunakan sekat atau penghalang antara karyawan satu dan yang lainnya. “walaupun tetap menggunakan sekat untuk ruang manajer, pada umumnya menggunakan sekat berupa dinding kaca sehingga tetap bisa terlihat,” katanya.
Karena hampir meniadakan sekat untuk menghalangi masing-masing meja karyawan, kantor berkonsep open office yang ideal mesti didukung pula dengan pemilihan konsep beberapa ruangan lainnya yang senada. Contohnya, ruang resepsionis, ruang meeting, hingga ruangan loker untuk menyimpan barang-barang pribadi.
Imbuh Joshua, konsep open office tidak hanya berhubungan dengan penataan ruangan saja. Hal ini pun berkaitan dengan etos dan juga budaya perusahaan, termasuk pada pola manajemen yang sedang diterapkan oleh perusahaan. Kunci utama dari kantor konsep open office adalah tentang keterbukaan itu sendiri.“Terdapat prinsip equality serta poin-poin yang mengedepankan kebersamaan. 'One for all, all for one'. Poin-poin inilah yang bisa tercipta dengan penerapan open office ini,” katanya.
Masuknya generasi millenium kedalam lingkungan profesional turut memengaruhi perubahan gagasan tentang sebuah tempat kerja. Salah satu tuntutan dari generasi ini adalah struktur yang lebih informal serta tidak kaku. “Bukan itu saja, ada juga wacana tentang pakaian yang lebih santai, hingga penerapan jam kerja yang fleksibel,” ucap Joshua.
Semua itu secara tidak langsung membuat kantor konsep open office menjadi lebih menarik, karena dengan desain kantor seperti ini seakan menghilangkan kesan kaku dan monoton. Harus diakui, kantor konfensional dengan konsep cubicle memang tidak hanya bicara tentang fungsional saja, namun juga perihal status serta birokrasi yang menyertainya. Konsep open office dirasa meminimalkan birokrasi.
Demikianlah kantor yang menggunakan konsep open office yang saya sadur dari laman femina.co.id
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar